Yeah , here is it . Setelah beberapa waktu menghilang karena ada sesuatu hal yang mendesak , saya kembali melukiskan pemikiran dalam blog ini . Selama lekang waktu tersebut saya mendapatkan suatu hal yang dapat dibilang mencengangkan .
"Selama banteng-banteng Indonesia masih mempunyai darah merah
yang dapat membikin secarik kain putih merah dan putih
maka selama itu tidak akan kita akan mau menyerah kepada siapapun juga "
(Bung Tomo , 10 November 1945 , Soerabaja)
Pidato Bung Tomo ini sungguh membuat rakyat Surabaya merinding dan bangkit dengan semangat penuh untuk melawan pasukan sekutu yang siap membombardir kota Surabaya kala itu . Semangat pada kala itu membara , mungkin api dalam tungku terpanas di dunia pun kalah membaranya dengan semangat kemerdekaan kala itu .
Tapi , ironisnya yang saya temukan pada beberapa generasi muda kali ini sungguh mencengangkan . Ketika itu , saya menggunakan jejaring sosial twitter untuk memperoleh informasi dan untuk saling share informasi . Terlibat pembicaraan serius bukanlah hal yang tidak biasa untuk saya , berikut hal yang saya temukan :
Begitulah , setelah sekian lama kemerdekaan Negara Indonesia yang ditempuh sekuat tenaga , ternyata beberapa generasi penerus belum bisa memaknai arti kata perjuangan dan masih terlalu larut dalam keegoisan diri sendiri . Pancasila juga mulai ditinggalkan . Mungkin ada benarnya Bung Karno yang pernah berkata ,"Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri".
Ada sebagian rakyat yang mungkin mempunyai pemikiran sama dengan apa yang saya temukan . Tapi melarikan diri bukan jawaban guys :)) .
Sebagai rakyat yang dilahirkan di tanah Ibu Pertiwi , sudah seharusnya kita memberikan tumpah darah kita kepada Nusantara ini . Sekecil apapun bentuk perjuangan kita, baik dalam tulisan,karya,pemikiran,politik,sosial,budaya dan sebagainya , itu sangat dibutuhkan sebagai dedikasi kita terhadap perjuangan Pahlawan terdahulu .
Jika semua orang berpikiran ," Negara Indonesia sudah bobrok dan hancur , maka harus ditinggalkan " , maka bagaimana nasib Nusantara kita ini ? . Akankah semua rakyantya akan kabur mencari rumput di tanah seberang ? . Kitalah generasi penerus , maka kitalah generasi yang bisa memusnahkan tikus - tikus dalam pemerintahan yang bobrok .
“Apakah Kelemahan kita: Kelemahan kita ialah, kita kurang percaya diri kita sebagai bangsa, sehingga kita menjadi bangsa penjiplak luar negeri, kurang mempercayai satu sama lain, padahal kita ini asalnya adalah Rakyat Gotong Royong”
(Pidato HUT Proklamasi, 1966 Bung Karno).
|
Ir.Soekarno |
Ingat guys , bukan Negara Indonesia yang bobrok , tapi tikus - tikus dalam pemerintahan , aparat , dan semua perangkat pemerintah yang membuat kebobrokan dalam Pemerintahan Indonesia kini .
Aku , Kamu , Kita , adalah satu Indonesia .
Sebagai generasi penerus harus memperbaiki semua ini , karena jika bukan kita , siapa lagi ?
Sandingkan egoisme , mari gotong royong dalam membangun Indonesia , Nusantara kita .
Terima perbedaan , tapi tetap satu dalam perjuangan, Indonesia.
Tingkatkan pendidikan dan upgrade diri sendiri , agar bisa saling melengkapi satu sama lain .
Saling beradu kreatifitas , teknologi , informasi , tapi tetap satu dalam perjuangan , Indonesia .
"Berikan aku 1000 anak muda maka aku akan memindahkan gunung tapi berikan aku 10 pemuda yg cinta akan tanah air maka aku akan menguncang dunia."
(Bung Karno)
Genggam erat tangan kawanmu , Islam , Nasrani , Hindu , Budha ,Rockers, Punkers , Bikers , Aremania , Bonekmania , The Jakmania , Jawa , Sumatra ,Papua , Sulawesi,Kalimantan , Bali , NTT,NTB dan semua yang ada dalam Nusantara ini , agar kita tetap sadar , bersatu meneruskan perjuangan dengan cara membangun lagi Indonesia , Nusantara kita adalah suatu keharusan .
“Janganlah melihat ke masa depan dengan mata buta! Masa yang lampau adalah berguna sekali untuk menjadi kaca bengala dari pada masa yang akan datang.”
(Pidato HUT Proklamasi 1966, Soekarno).
Bhinneka Tunggal Ika
Berbeda - Beda Tetapi Tetap Satu Jua
Satu nusa.. satu bangsa,,
Satu nusa,, saling mangsa,,
Satu nusa.. satu bangsa,,
Cukup sudah,, saling mangsa,,